Monday, October 31, 2016

Cegah Inpirasi Negatif muncul di Masyarakat

Cegah Inpirasi Negatif muncul di Masyarakat


Cegah Inpirasi Negatif muncul di Masyarakat
Secara Makro ,Tujuan di bentuknya suatu negara adalah untuk menjaga keamanan diri dan keamanan Kelompok.Untuk itulah secara sukarela masyarakat melepaskan sekian ketundukannya kepada Pemerintah.Membayar pajak hanyalah suatu kewajiban warga di mana kita berdiam pada suatu negara.Pembentukan negara juga sekaligus merupakan kelemahan Bangsa atau Sub-Bangsa karena tidak mampu menjaga keamanan sendiri.

Karena itu manakala masyarakat sudah menyerahkan ketundukannya maka Negara haruslah bertanggung jawab,membayar kebarhasilannya dalam penguasaannya di Masyarakat.Menjaga keamanan ini merupakan pemikiran dasar dalam tugasnya Pemerintah,dengan memberikan rasa Aman sebagi tugas keamanan terkordinir dengan baik,ber-interaksi dengan baik dan nyaman,Dengan demikian ketertiban negara akan terjamin.

Namun akhir-akhir ini Keamanan social di Indonesia sudah mulai terusik.Terorisme adalah sebuah kata yang paling sering di ungkap banyak media massa.Kalau kita telisik secara lebih mendalam,bahwa munculnya ancaman seperti itu menandakan tigkat keamanan kita ini masih rendah,akibatnya kenyamanan Masyarakatpun terganggu.Kalau Terorisme masih sering bicara di tingkat yang meNasional,Preman dan pemerasan merupakan ungkapan yang lebih sepesifik karena cakupannya Lokal,bahkan lebih mikro dari local.Artinya mereka-mereka itu ada pada kawasan yang spesifik seperti Pasar,terminal,lokasi pelacuran dan sejenisnya.

Ya, sebenarnya kita juga khawatir dengan persoalan-persoalan seperti ini.Kata Preman ini sesungguhnya mempunyai akar istilah yang yang sangat merumput.Ini adalah kekeliruan dari ucapan kata FREEMAN,yang di masa lalu di sebut sebagai ungkapan tugas sekelompok orang dalam membantu Pemerintah.Karena pada masa itu pemerintah kekurangan personel untuk mengerjakan sesuatau,maka di pakailah orang swasta untuk membantu pekerjaan pemerintah itu.

Namun di zaman sekarang munculah ugnkapan itu yang konotasinya Negatif.Awalnya mungkin ia menjaga keamanan,namun konotasi itu berubah menjadi tukang peras dan sejenisnya yang merugikan dan menakut-nakuti masyarakat.Kebanyakan fenomena ini muncul di Kota-kota dan semakin kuat lagi di Kota yang tingkat kepadatan penduduknya tinggi.

Ini adalah gejala perkembangan social yang mutakhir dari kondisi yang ada di perkotaan.Ada beberapa alasan untuk mengatakan gejala ini paling mutakhir.Sebagi sebuah kegiatan,mereka banyak di tiru olah sekelompok orang yang tidak memiliki pekerjaan tetap,atau status kekurangan dalam segi Ekonomi.Sebagai satu gejala,dimanapun di jumpai pada kota yang mempunyai penduduk Urban yang banyak,gejala seperti kekerasan,pemerasan itu pasti terjadi.Kita takut,ini merupakan kegagalan pemerintah dalam mempersiapkan prasaranan untuk melindungi masyarakat,baik pada tingkat pendapatan maupun prasarana perlindungan fisik.

Sebelum terlambat,pemerintah harus secepatnya menangani persoalan ini.Sebab,jika hal ini di biarkan maka seolah-olah akan mendapatkan angin dan semakin member inspirasi pada pihak yang lain.Inspirasi semacam inilah yang sangat berbahaya dan perlu penanganan yang lebih bagi para aparat pemerintahan.

Inspirasi negative ini sudah mulai menetas di Bali.Kita semua tahu bahwa bali sampai sekarang sudah memiliki penduduk urban yang cukup besar.Sehingga jika di biarkan Inspirasi ini akan semakin melebar dan menggelembung,yang pada akhirnya akan berkembang menjamur dengan subur.

Sebelum terlambat,Generasi baru kita harus di lindungi dari cara-cara negative ini dalam memperjuangkan kehidupannya.Dan peran serta masyarakat juga perlu sekali,dengan segera memberitahukan pihak berwenang jika sudah melihat gejala ini masuk pada wilayah terkecil dalam pemerintahan,yaitu Desa.

happy bloging.


Available link for download